Aku Gagal
November 2010
Aku gagal!
Aku gagal hari ini!
Aku nervous, demam panggung dan semua materi yang telah kuhafal jauh-jauh hari mendadak hilang semua.
Aku menatap satu persatu dewan juri yang mencoba untuk memberiku semangat agar aku kembali melanjutkan speechku. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala tak sanggup untuk melanjutkan speech contestku. Lalu aku menatap seluruh audience yang mulai riuh bertepuk tangan membuatku tambah gemetar lagi.
“I think this enough from me. Thanks for your attention. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.”
Hanya pembuka, tanpa isi, dan langsung ku tutup.
Aku langsung berhamburan turun dari podium, lari menuju ayahku yang sedari tadi menyaksikan penampilanku. Aku memeluknya sembari sedikit terisak. Dan semua mata tertuju padaku.
“Tidak usah menangis, kamu hanya perlu latihan yang lebih keras lagi,” ucap Ayah menenangkanku.
πππ
βοΈ Kak Bagas
Ttp smngat ya! Enggak ush nangis. Jdkan pnglaman sbg guru utk kedepannya. Kakak ttp bangga kok sm km! π
Sebuah pesan singkat masuk dari Kakak kelasku itu. Aku tersenyum saat mendapatkan support darinya. Eh sebentar, tapi kok dia tahu dari siapa ya? Diakan enggak hadir pas aku tampil tadi siang.
βοΈ Me
Iya kak. Thanks
tp kok kakak tau dr mn?
Blip!
βοΈ Kak Bagas
Iya sm2. Jg nangis ya π mnang enggaknya suatu perlombaan udh biasa. mnang jd abu klh jd arang kan? Gk ush tnya. Kakak bnyak mata2 nya :p
βοΈ Me
yeh! :p
Aku kembali teringat kejadian tadi siang. Memalukan sekali, fikirku. Terbayang olehku besok adalah pengumuman kejuarannya. Aku sudah pasti dinyatakan kalah. Sementara teman-temanku yang lain yang mengikuti perlombaan lain mereka tampil dengan sangat memuaskan. Bagus! Dan pastinya harapan untuk menang itu ada.
Aaahh…
Rasanya aku tak ingin bertemu dengan hari esok!